Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

PRINSIP AKIDAH ISLAM

Satu ayat Quran yang artinya lebih kurang :
" Allah mengangkat orang beriman di kalangan kamu dan mereka-mereka yang diberi ilmu beberapa darjat."

Perbahasan dari ayat ini ada 3 :
1. beriman, maksudnya disini orang yang bertaqwa
2. membahaskan mereka-mereka yang diberi ilmu
3. Tuhan bagi darjat-darjat yg tinggi.

Di sekitar 3 perkara inilah kita akan coba hurai, tafsirkan. Tapi sebelum ini tafsir yang kita dengar selama ini : Orang yang diberi ilmu Tuhan tinggikan darjatnya. Ada yang dapat berbagai kejayan jadi ini itu, kaya, pemimpin, glamour, terkenal. Kalau itulah yang Tuhan maksudkan derajat, tak payah kita bahas apa yang akan berlaku di akhirat, berdasarkan apa yang telah berlaku di dunia pun menafikan tafsiran ini. Misalnya berapa banyak orang yang tak ada ilmu tapi boleh terkenal. Wakil rakyat banyak yang tak ada ilmu tapi jadi wakil rakyat.

Setengahnya bukan ada ilmu sangat. Raja-raja lagi teruk. Tak sampai SPM boleh jadi raja. Jadi hujjah ulama di atas, tertolak dengan apa yang berlaku di dunia lagi. Berapa banyak pula orang pandai-pandai sekarang ini tak ada kerja menganggur. Ternafi lagi tafsiran tadi. Kalau berdasarkan ilmu dapat kedudukan, tak menggangur. Jadi darjat yang Allah maksudkan di ayat itu bukan di dunia tapi di akhirat. Selain itu kalau yang dimaksudkan dunia maka akan merendahkan akhirat. Maha suci Tuhan dari membesarkan dunia daripada akhirat. Merujuk pada hadist, macamana tinggipun darjat di dunia ini seimbang dengan sayap nyamuk pun tidak, tak ada nilai di sisi Tuhan.

Jadi orang beriman dan orang berilmu mendapatkan darjat itu bukan di dunia tapi di akhirat. Jadi tafsiran sebelum ini telah menipu orang Islam. Tuhan maksud lain, dia maksud lain pula. Coba lihat, kalau disebut di dunia, Tuhan tak akan sebut beriman. Orang beriman di kalangn kamu dan berilmu ditinggikan derajat. Kalaulah itu derajat di dunia, Tuhan tak akan gunakan perkatakan beriman atau amanu.Cukuplah disebut orang berilmu saja tanpa sebut beriman. Itu menunjukkan ilmu ada hubungan dengan iman. Ilmu disini ada hubungan dengan taqwa . Kuat menguatkan. Bila disebut iman dikampilkan dengan ilmu darjatnya diakhirat bukan di dunia.

Orang paling beriman dan bertaqwa adalah Rasul-rasul. Di kalangan mereka itu hanya 3 orang saja jadi raja di dunia. Yang lain tidak. Mereka tak ada darjat di dunia padahal paling berilmu dan beriman. Itu menunjukn darjat di akhirat. Maksud sebenar, Tuhan berkata akan diberi darjat orang berilmu. Orang beriman dan bertaqwa banyak tak saja yang ada ilmu. Ada orang yang ilmunya tak banyak, tapi dia dapat takut cinta dan cinta Tuhan. Bertaqwa juga selamat di akhirat.

Tapi kenapa dikampilkan dengan ilmu dibandingkan dg sama-sama taqwa tapi ada ilmu. Sebab kalau org berilmu kalau beramal dia akan berbuat lebih dari orang yang tak ada ilmu. Katalah orang yang ilmunya sedang sekedar sah aqidah, syariat. Tapi nak nasehat orang, damaikan orang tak boleh orang susah tak reti nak tolong. Tak ada ilmu. Dia selamat tak boleh selamatkan orang. Tapi orang yang beriman ada ilmu kalau bertaqwa : boleh tambahkan amal baktinya dengan berbagai cara : nasehat orang tolong orang sebab padanya ada kekuatan tambahan ilmu.

Orang yg ada ilmu di akhirat tinggi derajatnya. Ex: A dan B duduk dekat mesjid. Kedua-dua kaki mesjid, sama-sama baik. Cuma A kurang ilmu, B banyak ilmu, kalau orang tak paham, sama-sama sembahyang berjemaah, sama pergi mesjid nampak sama tapi sebenarnya tak sama. Yang tidak ada ilmu sikit dapat pahala. Yang tak ada ilmu, dia sembahyang di mesjid hanya ingat bahwa sembahyang berjemaah pahalanya 27 derajat. B sembahyang di mesjid selain untuk dapat 27 derajat juga untuk silaturahim, berkasih sayang, kalau ada orang susah aku nak tolong, kalau ada orang nak belajar aku beri ilmu. Sama keduanya? tak sama. Sama-sama ke mesjid tapi pahala tak sama. Si A dapat pahala 27 sajalah. Dia selamat tapi tak ada derajat di syurga.

Ex : orang berjuang. Berjuang ini bukan macam sembahyang cabarannya banyak. Dia punya kesusahan banyak. Banyak liku-liku. Orang yang kurang ilmu, kadang-kadang bukan saja tak dapat pahala jadi dosa. Ilmu kurang dah jadi militan, neraka sedang Islam bawa kasih sayang. Orang yang ada ilmu berjuang : bawa kasih sayang, bawa ilmu, sabar, tak gopoh, cantik, yang tak ada ilmu pun niat baik nak perjuangkan Tuhan nak perjuangkan Islam tapi karena jahil banyak kesalahan yang dibuat bukan saja tak dapat pahala berdosa lagi bahaya, Kalau sembahyang boleh tahan. Cabaran tak banyak tapi kalau berjuang cabaran banyak ilmu tak banyak, dia akan buat kesalahan dalam niat baiknya. tapi kalau orang ada ilmu tak. Dia akan persembahkan Islam dalam perjuangnya indah, cantik, dengan harmoni, aman, hingga orang tertarik dengan Islam. Jadi kalau orang beriman dan berilmu akan dapat derajat yang banyak di akhirat bukan di dunia.

Di dunia ini dapat darjat kadang-kadang tak ada ilmu. Orang tak beiman lagi dapat jawatan penting, walau ada ilmu ada yang tepencil, terpinggir. Sebab itu Tuhan sebut beriman dulu. Dan disebut ada ilmu. Dengan kekuatan ilmu orang beriman tadi dapat tambahan darjat dari kekuatan ilmunya tadi. Sebab itu orang bertaqwa tapi ilmu kurang, Islam jadi nampak tak cantik. Dapat selamatkan diri tak bisa selamatkan orang lain. Kalau ada ilmu dia bawa Islam secara progressif, proaktif, nampak maju, indah cantik, harmoni, disiplin. Harmoni, sebab itu dia dapat banyak di akhirat. Inilah yang berlaku di zaman Rasulullah SAW.

Orang beriman ada ilmu hinggakan dunia cepat jatuh ke tangan Islam. Tapi umat Islam sekarang ini, dengan adanya ilmu ini bukan saja tak dapat pahala jauh sekali bahkan dapat dosa. Berapa banyak orang ikut Islam tapi tersasar. Niat baik tapi buat salah tak sedar. Dia persembahkan Islam banyak yang sakit orang lari karena tak ada ilmu, disajikan Islam tapi tak indah. Macamlah orang tak pandai masak bahan-bahan mentah yang mahal : daging, hati, ikan bawal tapi main rebus-rebus saja. Bawang tak letak, cili tak letak, dengan air saja. Begitulah Islam, cantik, indah disajikan tak indah. Macam barang mahal di rebus-rebus saja siapa yang nak makan?Orang anggap Islam tak cantik karena disajikan tak pandai menjadikan orang tolak Islam.

Jadi darjat itu bukan di dunia tapi di akhirat . Tuhan bagi subsidi lebih. Disamping beriman, dia mampu sembahkan Islam cantik, indah karena ada kekuatan ilmu. Ilmu itulah yg buat dia mampu persembahkan Islam itu cantik indah. Karena kemampuan dia itu Tuhan bagi derajat di akhirat dibanding yang tak berilmu. Orang bertaqwa tak ada ilmu kebaikannya terbatas, setakat selamat saja. Sebab itu hari ini kita kena kuasai ilmu Islam sebanyak-banyaknya. Kalau kita berjuang Islam di tengah masyarakat kena dikuatkan oleh ilmu agar Islam yang diketengahkan jadi indah. Kalau Islam yang indah itu yang kita bawa sampai mati, insya Allah derajatnya ada di sisi Tuhan. Dalam ayat lain Tuhan berkata tak sama orang yg ada ilmu dengan tak ada ilmu sekalipun beriman.

Sekian

Posting Komentar untuk "PRINSIP AKIDAH ISLAM"